Berita Utama
0
Kementrian Desa Resmi Luncurkan IRID, Membangun Desa Tangguh di Tengah Krisis Iklim
Karawang, Taktis.web.id - Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal resmi meluncurkan Indeks Risiko Iklim Desa (IRID) di Situ Cipule, Desa Mulyasari, Karawang. Menteri Desa Yandri menyatakan bahwa IRID merupakan langkah strategis dalam mewujudkan kemandirian desa berkelanjutan, sebagaimana tertuang dalam RPJMN 2025–2029.
“Salah satu target utama kami, meningkatkan jumlah desa berketahanan iklim,” tegas Yandri.
Desa berketahanan iklim adalah desa yang mampu mitigasi dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim. IRID mengukur hal ini melalui empat dimensi: keterpaparan, sensitivitas, kapasitas adaptasi, dan bahaya.
Anggota Komisi X DPR RI, Verrell Bramasta, menyambut positif IRID. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor agar program ini tak sekadar seremonial, tapi berjalan nyata di lapangan.
“IRID harus jadi alat perencanaan, bukan hanya laporan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Mulyasari, H. Margono, bicara blak-blakan soal krisis air bersih. Menurutnya, sumur bor satelit adalah solusi paling dibutuhkan saat ini, khususnya menghadapi musim kemarau yang makin ekstrem.
“Air bersih jangan cuma jadi janji politik! Ini kebutuhan pokok,” tegas Margono.
Margono menyoroti bahwa Karawang, sebagai lumbung padi nasional dan kawasan industri strategis, kini terancam oleh banjir, angin puting beliung, hingga kekeringan.
“Bagaimana potensi bisa maksimal kalau infrastruktur mitigasi lemah?” tanyanya tajam.
Peluncuran IRID dinilai sebagai tonggak penting dalam pembangunan desa berkelanjutan. Program ini selaras dengan Asta Cita ke-6 Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan pembangunan dari desa untuk Indonesia.
Pesan utamanya tetap menggaung, Desa harus jadi garda terdepan menghadapi krisis iklim. Pemerintah pusat berkomitmen hadir, bukan sekadar mengamati dari jauh.
Wakil Bupati Karawang, Maslani, menegaskan bahwa Karawang siap mendukung penuh pelaksanaan IRID.
“Sebagai lumbung pangan nasional, Karawang harus jadi contoh desa tangguh iklim. Kami siap adaptasi lewat teknologi dan data,” ujarnya.
Sebagai Ketua Apdesi Karawang, Margono berharap kunjungan Menteri dan DPR kali ini jadi jembatan konkrit bagi aspirasi desa.
“Cukup sudah desa cuma jadi objek pembangunan. Saatnya desa bicara, dan pusat mendengar,” pungkasnya.
(Deden)
Via
Berita Utama