PB IKAPMII Gaet Kelompok Tani Teluk Jambe, Perkuat Ketahanan Pangan Lewat Sorgum
Acara tersebut turut dihadiri oleh pemilik wisata Kaliwungu, H. Wardi, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Karawang, H. Deden Permana, S.Pd., Ketua PB IKAPMII Drs. Fathan Subchi, MAP, CIISA, ChFa, serta para tokoh masyarakat dan petani setempat.
Pemilik Wisata Kaliwungu, H. Wardi menjelaskan bahwa ini merupakan penanaman sorgum yang kedua kalinya di kawasan tersebut, namun dengan jenis yang berbeda dari sebelumnya.
“Jenis sorgum yang ditanam sekarang memiliki keunggulan yang luar biasa. Sekali tanam, bisa menghasilkan tiga hingga empat produk. Pertama, beras sorgum yang bisa diolah menjadi tepung. Kedua, batangnya bisa dipres seperti tebu dan menghasilkan cairan manis yang dapat diminum atau diolah menjadi gula. Ketiga, batang yang tersisa bisa dicacah menjadi silase, yakni pakan ternak berkualitas,” jelas H. Wardi.
Ia menambahkan bahwa masyarakat sangat antusias dengan hadirnya varietas sorgum baru ini, karena mampu meningkatkan nilai ekonomi dan mendukung ketahanan pangan lokal.
Sorgum merupakan tanaman serealia yang berasal dari Afrika Timur dan telah dibudidayakan sejak sekitar 8000 SM. Tanaman ini menyebar ke Asia, termasuk Indonesia, pada abad ke-4. Di Nusantara, sorgum pernah menjadi makanan pokok alternatif, terutama pada era 1950–1970-an saat terjadi krisis beras.
Di Indonesia, sorgum dikenal dengan berbagai nama lokal seperti cantel di Jawa Tengah, gandrung di Jawa Barat, dan batari dalam masyarakat Melayu. Di wilayah Nusa Tenggara Timur, sorgum bahkan menjadi bagian dari tradisi pangan lokal dengan nama watar belolong dan watar solor.
Kini, sorgum kembali mendapat perhatian sebagai sumber pangan alternatif yang kaya gizi dan tahan terhadap kekeringan, serta dapat tumbuh di lahan marginal. Kandungan karbohidrat tinggi, kemampuan diversifikasi produk, serta potensi sebagai bahan baku bioenergi menjadikan sorgum tanaman strategis untuk masa depan.
Sebagai bentuk komitmen terhadap pengembangan ketahanan pangan berbasis lokal, H. Wardi mengungkapkan harapan agar Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dapat hadir pada saat panen kedua sorgum yang direncanakan berlangsung dalam beberapa bulan mendatang.
“Mudah-mudahan saat panen nanti yang kedua, Bapak Presiden Prabowo bisa hadir dan menyaksikan langsung potensi besar sorgum di Karawang ini,” ujarnya.
Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi percontohan nasional dalam pengembangan tanaman pangan alternatif dan kolaborasi antara berbagai elemen masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta dalam membangun kedaulatan pangan Indonesia.
(Deden)