Berita Utama
0
Holywings Ditolak, Ormas Islam Karawang Minta Pemerintah Tindak Tegas Tempat Hiburan Malam di Karawang
Karawang, Taktis.web.id - Ratusan massa dari berbagai elemen masyarakat dan ormas Islam turun ke jalan dalam aksi damai yang berlangsung di Karawang, Jumat (19/9), guna menyuarakan penolakan terhadap rencana pendirian Holywings di wilayah Karawang. Aksi ini mendapat pengamanan ketat dari aparat kepolisian dan Satpol PP.
Para peserta aksi membawa atribut, poster, dan spanduk bernada penolakan serta mendesak pemerintah daerah untuk bersikap tegas terhadap segala bentuk aktivitas yang dianggap bertentangan dengan nilai dan norma masyarakat Karawang.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Karawang yang juga menjabat sebagai Plt Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Basuki Rachmat, langsung menemui massa aksi. Ia menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada pengajuan izin resmi terkait pembangunan Holywings di Karawang.
“Belum ada secarik kertas pun soal perizinan Holywings. Jadi, tidak benar jika ada isu yang menyebut sudah keluar izin,” tegas Basuki di hadapan peserta aksi.
Ia juga memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil oleh Pemkab Karawang bertujuan menjaga situasi tetap aman, tertib, dan kondusif.
Namun di sisi lain, muncul suara berbeda dari sejumlah warga, khususnya dari wilayah Babakan Cianjur (BBC). Mereka justru menyoroti tempat hiburan malam (THM) yang sudah lama beroperasi dan dinilai sering mengganggu ketenangan warga.
Salah satu warga, Nisen, menyatakan kekecewaannya atas tidak adanya tindakan terhadap THM seperti Tipsy dan Venus yang menurutnya beroperasi hingga larut malam.
“Kalau Holywings itu kan masih isu, belum jelas jadi atau tidak. Tapi yang jelas-jelas sudah ada dan tiap malam bikin resah itu Tipsy, Venus. Musiknya keras sampai jam dua, tiga pagi. Itu yang harusnya ditertibkan dulu,” tegas Nisen.
Ia menambahkan, warga BBC mulai kehilangan kesabaran dan siap melakukan aksi jika tidak ada penindakan. Menurutnya, warga berhak tahu mengapa tempat-tempat tersebut masih dibiarkan beroperasi.
“Awalnya kami diam karena ada juga anak-anak kami yang kerja di sana. Tapi kalau terus-terusan mengganggu, kami siap turun aksi,” ujarnya.
Sementara itu, Ustadz Yudi Kristanto, seorang aktivis dan tokoh penggerak umat Islam Karawang, menyampaikan bahwa pihaknya akan mendukung penuh penutupan semua tempat hiburan malam yang dianggap sebagai tempat maksiat.
“Kami sebagai aliansi umat Islam mendukung segala bentuk pembubaran tempat maksiat, baik yang baru akan didirikan maupun yang sudah berjalan,” kata Yudi.
Ia meminta Pemkab Karawang, khususnya pihak yang memiliki kewenangan perizinan, untuk tidak memperpanjang izin THM yang sudah habis, serta segera menutup tempat yang tidak memiliki izin.
“Kalau izinnya tidak ada, tutup. Kalau ada tapi meresahkan warga, jangan diperpanjang. Kami dorong agar Karawang sebagai kota santri bebas dari maksiat,” tambahnya.
Yudi juga mengimbau masyarakat yang merasa terganggu dengan aktivitas tempat hiburan malam untuk segera melapor kepada elemen aliansi umat Islam Karawang, termasuk FPI dan organisasi pergerakan lainnya, agar bisa segera ditindaklanjuti.
“Kami akan jaga marwah Karawang sebagai kota santri dan kota yang maju, tapi juga bersih dari maksiat,” pungkasnya.
(Deden)
Via
Berita Utama